risha-apalah(arti menunggu)

telah lama aku bertahan
demi cinta wujudkan sebuah harapan
namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang
*courtesy of LirikLaguIndonesia.net
sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi

namun ku rasa cukup ku menunggu
semua rasa tlah hilang

sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi

dahulu kaulah segalanya
dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
namun sekarang aku mengerti
tak perlu ku menunggu sebuah cinta yang sama

sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi

sekarang aku tersadar
cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
apalah arti aku menunggu
bila kamu tak cinta lagi

risha-serba salah

Harus ku akui semuanya telah berbeda
Lelah menjalani semua serba salah
Apalagi salahku, apalagi salahmu, ku tak mengerti
apalagi salahku, apalagi salahmu, apalagi
Sudah lupakan segala cerita antara kita
Ku tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin
Ku terluka karna cinta, karna cinta
Lelah menjalani semua serba salah
Apalagi salahku, apalagi salahmu, ku tak mengerti
Apalagi salahku, dan apalagi salahmu, apalagi
Sudah lupakan segala cerita antara kita
Ku tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin kau terluka karna cinta
Bukan karna rasa itu tlah sirna, maafkanlah
Ku hanya tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin ku terluka karna cinta
Oh bukan ku tak berharap kembali padamu
Tapi pahami ku tak ingin, ku tak ingin terluka yeah yeah yeah
Sudah lupakan segala cerita antara kita
Ku tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin kau terluka karna cinta
Dan bukan karna rasa itu tlah sirna, maafkanlah
Ku hanya tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin ku terluka karna cinta
(Tak ingin, tak ingin, tak ingin kau terluka)
(Tak ingin, tak ingin, tak ingin ku terluka) lupakanlah semuanya
(Tak ingin, tak ingin, tak ingin kau terluka) ku tak ingin kau terluka karna cinta
(Tak ingin, tak ingin, tak ingin kau terluka)
(Tak ingin, tak ingin, tak ingin ku terluka) tak ingin kau terluka
(Tak ingin, tak ingin, tak ingin kau terluka)

anganku 3 tahun kedepan =)


Sekarang baru menginjak semester satu ,masih panjang perjalanan yang harus di tempuh demi meraih sarjana . Rata-rata waktu yang wajarnya 4 tahun buat dapetin gelar itu . berarti kurang lebih 3 tahun setengah lagi saya bisa lulus dari universitas gunadarma . semoga nggak ada kendala yang berarti ,dan saya bisa lulus secepatnya.
Dalam waktu tiga tahun yang akan datang ,saat saya sudah menyelasaikan study sarjana “Sistem Informasi “ ini , yang saya inginkan adalah dapat menjadi lulusan yang memiliki kemampuan sangat baik dalam segala bidang. Karena seorang sarjana yang dibutuhkan adalah cara berfikir dan kemampuannya dalam berbagai bidang, tidak hanya terbatas di satu bidang saja .
Dalam angan saya dari kecil hingga sekarang, satu cita-cita tertinggi saya adalah membahagiakan orang tua, tentunya semua orang juga menginginkannya . saya juga menginginkan bisa mendapatkan kebagiaan dalam hal rumah tangga nanti . dari cita itulah saya sangat bersemangat untuk mencari ilmu setinggi-tingginya . saya tidak ingin waktu muda saya terbuang sia-sia .
Yang akan pertama saya lakukan saat lulus , saya akan mencari pekerjaan yang benar-benar sesuai dengan minat saya . pekerjaan yang tidak sama dengan hati nurani akan menghasilkan suatu yang tidak memuaskan ,walaupun materi yang didapatkan banyak sekalipun.
Yang kedua saya akan mencari perusahaan yang memiliki prospect yang baik untuk persaingan yang terus meningkat dalam dunia kerja,sehingga saya akan tetap berkembang dalam ,tidak hanya berhenti di satu bidang dan posisi.
Yang ketiga saya akan belajar mempersiapkan diri dalam dunia kerja yang terkadang mengandalkan materi ,ketimbang sebuah kejujuran. Kesiapan mental yang masih kurang banyak menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja ,sehingga banyak yang keluar dari pekerjaannya.
Setelah saya mendapat pekerjaan yang baik dengan upah yg baik , saya tidak akan bersantai menikmati apa yang ada , saya akan tetap meningkatkan kinerja kerja ,sehingga bisa menjadi karyawan teladan . semakin baik kinerja ,maka makin cepat juga untuk naik jabatan .
Saat saya sudah dapatkan upah dan tabungan yang cukup, hal yang saya inginkan adalah :
1.       Naik haji bersama orang tua
2.     Beli rumah untuk saya dan orang tua
3.     Membeli kendaraan saya dan yang di inginkan orang tua
4.    Menjadi orang yang tetap ingat kepada yang membutuhkan
Amiin ..

Mimpi itu terkadang memang menyakitkan jika kita tidak bisa meraihnya. Namun mimpi itu tidak dapat diraih bukan karena terlalu tinggi , namun belum adanya keseriusan dan tekad untuk mendapatkannya. Maka , bagi para pemimpi ,janganlah pernah berhenti bermimpi . tapi juga jangan sampai lupa berdoa dan berusaha .
Semoga apa yang kita semua cita-cita kan dapat terwujud ,menjadi orang yang berguna untuk bangsa,Negara,agama ,serta orang tua pastinya .. good luck !!!

" interaksi mahasiswa baru "

Mahasiswa baru sebagai entitas yang setiap tahun selalu hadir di setiap kampus, merupakan sebuah fenomena menarik. Hal ini dikarenakan pola interaksi dan sosialisasi yang ”khas” diantara mereka. Oleh karena itu, merupakan kajian yang sangat menarik untuk diamati, mengenai bagaimana pola yang mereka kembangkan dalam interaksi pertemanan, pola adaptasi dalam menghadapi lingkungan yang sama sekali berbeda dari sebelumnya, bagaimana mereka bersikap dalam menghadapi “culture shock”. 
biasanya interaksi ada karena :
1. kesamaan sekolah saat sma
2. kesamaan jenis kelamin
3. kesamaan kegemaran
4. kesamaan daerah tinggal
5. kesaamaan seperjuangan
6. kesamaan dalam kegiatan kampus
mahasiswa baru biasanya canggung ,tapi ada juga yang memang fleksibel dalam menerima perubahan pergaulan. di kampus kita dapat lebih bebas dalam bergaul ,makanya mahasiswa baru harus bisa membedakan teman. Teman bisa saja baik di depan ,namun dibelakang kita nggak tau pergaulan dia. jadi ,buat mahasiswa baru hati-hati ya kalo memilih teman .
Bukan hanya teman yang bisa menjebloskan kita ke pergaulan buruk, tapi juga organisasi. Sekarang banyak organisasi yang baik awalnya,tapi pas udah jadi anggota kita bisa-bisa berubah 180 derajat . kepribadian kita yang masih labil di manfaatin opnum-opnum yang nggak bertanggung jawab, dan punya niat jahat .. amit2 deh sampe ikut dalam organisasi kayak gitu. good luck buat mahasiswa baru ya !

“TEKNOLOGI SAINS YANG BELUM MAMPU BERSAING “


Tulisan ini bertujuan untuk memberikan beberapa catatan penting tentang upaya yang perlu dilakukan dalam membangun daya saing dan kemandirian sains dan teknologi bangsa. Namun sebelum pokok pembahasan tersebut diberikan, berikut ini dijelaskan terlebih dahulu tentang potret kontribusi sains dan teknologi terhadap pertumbuhan ekonomi selama ini sebagai latar belakang analisis. Kemudian dilanjutkan dengan posisi daya saing sains dan teknologi pada lingkup global dan penjelasan mengapa daya saing sains dan teknologi nasional rendah. Bagian akhir dari tulisan ini ditutup dengan catatan utama tentang upaya yang perlu dilakukan dalam dalam membangun daya saing dan kemandirian bangsa berbasis sains dan teknologi.
Kontribusi Sains dan Teknologi dalam Pembangunan
Kontribusi sains dan teknologi dalam pembangunan ekonomi setelah satu abad kebangkitan nasional berlalu agaknya masih jauh dari yang diharapkan. Keadaan ini jauh berbeda dengan beberapa negara di Asia, terutama negara yang kurang memiliki sumber daya alam besar seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Singapura. Negara-negara ini walaupun relatif rendah dalam pemilikan sumber daya alam dan penduduk, namun mampu mencapai pembangunan ekonomi secara berkesinambungan. Peran sains dan teknologi tentu tidak dapat disangsikan telah menjadi salah satu faktor dominan yang menjadikan negara-negara ini berhasil dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (Zuhal, 2007).

       Dengan menggunakan penunjuk ukuran Total Factor Productivity (TFP) sebagai ukuran untuk mengetahui peran sains dan teknologi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi tercatat bahwa TFP pada tahun 2007 hanya sebesar 1,38 persen (Bank Indonesia, 2007). Artinya, sumber pertumbuhan ekonomi nasional masih didominasi oleh faktor kapital. Rendahnya peran sains dan teknologi ini bukan hal baru karena telah terjadi selama tahun 1971-2001. Kontribusi sains dan teknologi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi relatif tinggi hanya pada tahun 1991-1995 yakni sebesar 4 persen. Di luar tahun tersebut, sumber pertumbuhan ekonomi nasional berasal dari sains dan teknologi adalah rendah, bahkan negatif khususnya pada periode 1981-1985. Rendahnya kontribusi sains dan teknologi pada periode ini disebabkan adanya perubahan kebijakan industri substitusi impor kepada kebijakan pengembangan proyek padat modal (lihat Tabel 1). Hal ini mengindikasikan bahwa pengembangan proyek padat modal pada periode tersebut tidak efisien dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
Dengan demikian, tidak ada pilihan lain, jika kita ingin membangun perekonomian nasional secara berkesinambungan, maka upaya keras meningkatkan peran sains dan teknologi merupakan keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Mengapa Daya Saing Sains dan Teknologi Rendah?
Menurut Lall (1998), ada lima faktor determinan sebagai penyebab rendahnya pembangunan sains dan teknologi nasional, yakni (1) sistem insentif, (2) kualitas SDM, (3) informasi teknologi dan pelayanan pendukung, (4) dana, dan (5) kebijakan sains dan teknologi sendiri. Dalam hal sistem insentif, misalnya, kebijakan makro ekonomi nasional masih kurang kondusif dalam mendorong pengembangan kemandirian sains dan teknologi. Demikian pula dengan kualitas SDM, keterbatasan dana dan manajemen.
Budaya terhadap sains dan teknologi juga belum memiliki bukti telah berkembang secara memadai. Hal ini tercermin dari pola pikir masyarakat yang belum bisa dianggap mempunyai penalaran obyektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri. Pola pikir masyarakat masih belum suka berkreasi, mencipta, suka membuat maupun belajar. Selain itu, secara umum dapat terlihat mekanisme intermediasi sains dan teknologi yang menjembatani interaksi antara kapasitas penyedia sains dan teknologi dengan kebutuhan pengguna juga belum optimal. Hal ini bisa dibuktikan dengan belum tertatanya infrastruktur sains dan teknologi, seperti institusi yang mengolah dan menterjemahkan hasil pengembangan sains dan teknologi menjadi preskripsi teknologi yang siap pakai untuk difungsikan dalam sistem produksi.
Permasalahan lain yakni lemahnya sinergi kebijakan sains dan teknologi antar lembaga nasional. Keadaan ini menyebabkan kegiatan sains dan teknologi belum sanggup memberikan hasil yang signifikan. Kebijakan bidang pendidikan, industri, dan sains dan teknologi belum terintegrasi sehingga mengakibatkan kapasitas yang tidak termanfaatkan pada sisi penyedia, tidak berjalannya sistem transaksi, dan belum tumbuhnya permintaan dari sisi pengguna yaitu industri. Di samping itu kebijakan fiskal dan non-fiskal (moneter) juga dirasakan belum kondusif bagi pengembangan kemampuan sains dan teknologi.
Selanjutnya, rendahnya daya saing sains dan teknologi nasional juga disebabkan belum maksimalnya kelembagaan litbang. Lembaga penelitian dan pengembangan Iptek masih sering diartikan dengan institusi yang sulit berkembang atau bahkan dianggap sebagai tempat untuk memperpanjang usia kerja para pegawai negeri. Selain itu, kegiatan penelitian yang dilakukan nyaris tidak didorong oleh kebutuhan penelitian yang jelas dan eksplisit. Ini menyebabkan lembaga-lembaga litbang tidak memiliki kewibawaan sebagai sebuah instansi yang memberi pijakan "scientific" bagi kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Akibatnya, terjadilah inefisiensi yang luar biasa akibat duplikasi penelitian atau plagiarisme. Dampak lainnya adalah merapuhnya budaya penelitian sebagai pondasi kelembagaan riset dan teknologi, seperti yang terjadi pada sektor pendidikan. Ini berarti pendidikan di Indonesia dapat dikatakan telah gagal menanamkan karakter budaya bangsa yang memiliki rasa ingin tahu, budaya belajar dan apresiasi yang tinggi pada pencapaian ilmiah (Zuhal, 2007).
Masalah lain yang tidak kalah pentingnya sebagai penyebab rendahnya daya saing sains dan teknologi yakni belum terkaitnya kegiatan riset dengan kebutuhan nyata. Kelembagaan litbang yang belum dapat berfungsi secara maksimal disebabkan manajemen yang lemah. Seorang peneliti yang hebat, belum tentu memiliki ketrampilan dan sikap manajerial yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah lembaga litbang. Selain itu, perkembangan manajemen penelitian dan pengembangan sains dan teknologi di Indonesia jauh tertinggal. Dari ratusan peneliti tangguh di tanah air, hanya sebagian kecil yang memiliki kemampuan memimpin lembaga litbang sebagai sebuah entitas manajemen. Selain itu, kursus-kursus manajemen (proyek) penelitian dan pengembangan amat jarang dilakukan dan kalaupun ada, ditawarkan oleh pihak asing dengan biaya kursus yang mahal.
Masalah dan kendala di atas secara langsung telah menghambat perkembangan sains dan teknologi di Indonesia. Oleh karena itu, masalah-masalah di atas perlu mendapat perhatian serius dan penanganan yang tepat dari berbagai pihak terkait. Tanpa perhatian semua pihak dalam mengatasi masalah di atas, maka mustahil daya saing sains dan teknologi nasional dapat melewati negara-negara ASEAN.

"Interaksi sosial mahasiswa dalam masyarakat "


Pengertian ilmu sosial
Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang , mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metode kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia di masa kini dan masa lalu.

Mahasiswa dan tanggung jawab sosial
Mahasiswa merupakan panggilan umum untuk setiap siswa yg belajar pada perguruan tinggi. Perguruan tinggi adalah sebuah institusi yang tidak hanya untuk kuliah ,mencatat,dan mengerjakan tugas . tapi perguruan tinggi harus dipahami sebagai tempat untuk pembentukkan mahasiswa dalam bermasyarakat dan penggambaran intelektual agar memiliki idealisme dan perjuangan sekaligus tuntutan perubahan pada setiap zamannya..
Penggagasan terhadap terminology perguruan tinggi tidak akan bisa dilepaskan dari suplemen utama, yaiutu mahasiswa. Stigma yang muncul dalam diskursus perguruan tinggi selama ini cenderung berpusat pada kehidupan mahasiswa. Hal ini sebagai konsekuensi lagis agresitivitas mereka dalam merespon gejala sosial ketimbang kelompok lain dari sebuah system akademika.
Biasanya ,mahasiswa yang berlatar belakang organisasi akan lebih mudah dalam beradaptasi di masyarakat. Karena, dalam organisasi kita akan di tuntut untuk menjaga keakraban dan kebersamaan sesame anggota. Dengan begitu, mahasiwa akan terbiasa untuk bersosialisasi. Biasanya dalam perguruan tinggi terdapat banyak organisasi,dan tidak semua organisasi itu mengajarkan kebenaran.
         Tinggal dari mahasiswanya lah yang harus bisa membedakan mana organisasi yang baik,maupun tidak.
Akan tetapi fenomena yanhg berkembang menunjukkan bahawa derap modernisasi di Indonesia dengan pembangunan sebagai ideologinya telah memenjarakan mahasiswa dalam sekat institusional,transpolitisasi,dan depolitisasi dalma kampus. Keberhasilan upaya dengan dukungan penerapan konsep NKK/BKK itu, pada sisi lain mahasiswa di kungkung dunia isolasi hingga tercerabut dari realitas sosial yang melingkupinya. Akibatanya ,mahasiswa mengalami kegamangan atas dirinya maupun peran-peran kemasyarakatanyang ssemestinya diambil. Mahsiswapun tidak lagi memiliki kesadaran kritis dan bahkan sebaliknya bersikap apolitis.
Melihat realitas seperti itu maka perlu ditumbuhkan kesadaran kritis mahasiswa dalam merespon gejala sosial yang dihadapinya,karena di samping belum tersentuh kepentingan praktis, mahasiswa lebih kreatif tercerahkan dan potensi sebagai kelompok dinamis yang diharapkan mampu mempengaruhi atau menjadi penyuluh pada basis masyarakat baik dalam lingkup kecil maupun secara luas. Dengan tataran seperti itu ,semestinya mahasiswa dapat mengambil peran kemasyarakatan yang lebih bermakna bagi kehidupan kampus dan masyarakat.

Peran mahasiswa dalam kehidupan bermasyarakat

Mahasiswa memiliki posisi dan peran yang dalam proses perubahan sosial dan kebudayaan .mahasiswa merupakan perantara penyampaian nilai-nilai dari generasi terdahulu ke generasi berikutnya. Dan merintis perubahan dalam rangka dinamisasi kehidupan dalam peradaban yangsaat ini sedang berjalan.
Jika kita meyakini kalau masa kini adalah prose masa lalu yang mendapat pengaruh dari cita-cita masa depan,maka kedudukan dan peranan mahasiswa sebagai transformator nilai dan innovator dari perkembangan yang berorientasi ke masa depan lebih jelas, bahwa mhasiswa harus menjadi semangat yang hidup dalam nilai-nilai ideal,dan membangun subkultur serta berani memperjuangkan.
Sabagai bagian dari intelektual community mahasiswa menduduki posisi yang strategis dalam keterlibatannya melakukan rekayasa sosial menuju independensi masyarakat, dalam aspek ekonomi, politik,sosial, dan budaay. Dalam posisinya sebagai komunitas terdidik, mahasiswa sebagai salah satu kunci penetu dalam transformasi menuju keadilan dan kemakmuran bangsa. Di samping dua kelompok strategis lainnya yaitu kaum agamawan  dan masyarakat sipil yang memiliki kesadarn kritis atas situasi yang sedang berlangsung saat ini.
Posisi mahasiswa secara sederhana bisa kita gambarkan sebagai sosok yang berada di tengah-tengah level. Di masyarakat menjadi bagaian masyarakat, di kalangan intelektual mahasiswa juga dianggap berada diantara mereka. Dengan kata lain keberadaan mereka di tengah-tengah level apapun memiliki nilai strategis. Nilai strategis lain mahasiswa menurut Arbi Sanit adalah mahasiswa sebagai komunitas strategis dalam proses perubahan.
         Mahasiswa positivistic ,kita akan melihat dua jenis mahasiswa,yaitu :
1)   Mahasiswa yang orientasinya “teori”,yaitu pandai secara akademik,tetapi gagap di masyarakat.
2)  Mahasiswa yang prestasi akademiknya pas-pasan,waktu studinya mungkin lama,tapi begitu aktif bergiat di organisasi-organisasi sosial maupun kemahasiswaan untuk menghadapi realitas kemasyarakatan

    logo gunadarma