Kepemimpinan

BAB I
PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang
BJ Habibie adalah sosok yang sangat diidolakan oleh masyarakat. Sebagai orang yang jenius yang mampu membuat kapal terbang dan terpakai kepandaiannya di negara modern seperti Jerman. BJ Habibie memulai kariernya ditanah air sebagai Penasehat Pemerintah Indonesia pada bidang teknologi tinggi dan teknologi pesawat. Dan pada tahun 1978 BJ Habibie diangkat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi. Beliau memegang jabatan ini selama lima kali berturut-turut dalam kabinet pembangunan hingga tahun 1998.


2.      Tujuan
1)        Mendapatkan ilmu dan teladan dari seorang B.J Habibie
2)        Mengetahui gaya kepemimpinan B.J Habibie
3)        Mendapatkan nilai softskill






BAB II
ISI

1.      Landasan Teori
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepadapengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan pap yang diinginkan pihak lainnya

Perkembangan Teori Kepemimpinan

1)      Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”

2)      Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kearah dua hal :
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat, bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3)      Teori kontingensi
Mulai berkembang tahun 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:
          Substansinya adalah manusia bukan tugas.
          Kurang menekankan hirarki
          Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
          Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
          Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4)      Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang pekerja – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku.
Beberapa tokohnya, antara lain:
          Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul kepuasan.
          Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan pribadi, mendorong kinerja.
5)      Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”. Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
1)        Fungsi administrasi,yakni mengadakan formulasi kebijaksanakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
2)        Fungsi sebagai Top Mnajemen,yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.


2.      Kepemimpinan BJ Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, Pada tanggal.25 Juni 1963. B.J Habibie adalah Presiden Repiblik Indonesia yang ke-3. Ia menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan Presiden pada tanggal.21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai Presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR melalui hasil pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun 5 bulan sebagai presiden. Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Republik Indonesia dengan masa jabatan yang terpendek.
Habibie merupakan anak ke-4 dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A Tuti Marini Puspowardojo. B.J Habibie menikah dengan teman masa kecilnya yaitu Hasri Ainun Besari pada tanggal.12 Mei 1962, dan dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal
Sebelumnya ia pernah berilmu di SMAK Dago. Ia belajar teknik mesin di Institut Teknologi Bandung tahun 1954. Pada 1955 – 1965 ia melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang, di RWTH Aachen, Jerman Barat. Ia menerima gelar diplom ingineur pada 1960 dan gelar doktor ingineur pada 1965 dengan predikat summa cum laude. Habibie merupakan presiden RI pertama yang menerima banyak penghargaan terutama di bidang IPTEK, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Jasa-jasanya dalam bidang teknologi pesawat terbang mengantarkan beliau mendapat gelar Doktor Kehormatan (Doctor of Honoris Causa) dari berbagai Universitas terkemuka dunia, antara lain Cranfield Institute of Technology dan Chungbuk University.
Habibie mewarisi kondisi yang kacau pasca pengunduran diri Soeharto akibat salah urus pada masa orde baru, sehingga menimbulkan maraknya kerusuhan dan disintegerasi hampir seluruh wilayah Indonesia. segera setelah memperoleh kekuasaan Presiden Habibie segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internaksional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan polotik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dari kegiatan organisasi.
Pada era pemerintahannya yang singkat ia berhasil memberikan landasan kokoh bagi negara Indonesia, pada eranya dilahirkan UU Anti Monopoli atau UU persaingan sehat, perubahan UU Partai Politik dan yang penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan otonomi daerah inilah gejolak disintergrasi yang diwarisi sejak era Orde Baru berhasil diredamdan akhirnya dituntaskan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tanpa adanya UU otonomi daerah bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib yang sama seperti uni Soviet dan juga Yugoslavia.
Visi, misi dan kepemimpinan presiden Habibie dalam menjalankan agenda reformasi memang tidak bisa dilepaskan dari pengalaman hidupnya. Setiap keputusan yang diambil didasarkan faktor-faktor yang bisa diukur. Maka tidak heran tiap kebijakan yang diambil kadangkala membuat orang terkaget-kaget dan tidak mengerti. Bahkan sebagian kalangan menganggap Habibie opolitis dan tidak berperasaan. Pola kepemimpianan Habibie seperti itu dapat dimaklumi mengingat latar belakang pendidikannya sebagai doktor di bidang konstruksi pesawat terbang. Berkaitan dengan semangat demokratisasi, Habibie telah melakukan perubahan dengan membangun pemerintahan yang transparan dan dialogis. Prinsip demokrasi juga diterapkan dalam kebijakan ekonomi yang disertai penegakan hukum dan ditunjukan untuk kesejahteraan rakyat. Dalam mengelola kegiatan kabinet sehari-haripun, Habibie melakukan perubahan besar. Ia meningkatkan koordinasi dan mengahapus egosentisme sekotral antarmenteri. Selain itu sejumlah kreativitas mewarnai gaya kepemimpinan Habibie dalam menangani masalah bangsa. Untuk mengatasi ekonomi, misalnya ia mengangkat pengusaha menjadi utusan khusus. Dan pengusaha itu sendiri yang menanggung biayanya. Tugas tersebut sangat penting, karena salah satu kelemahan pemerintah adalah kurang menjelaskan keadaan Indonesia yang sesungguhnya pada mayarakat Internasional. Sementara itu pers, khususnya pers asing, terkesan hanya mengekspos berita-berita negatif tentang Indonesia sehigga tidak seimbang dalam pemberitaan.
Setelah ia turun dari jabatannya sebagai Presiden, ia lebih banyak tinggal di Jerman daripada di Indonesia. tetapi ketika era kepresidenan Susilo Bambang Yudhoyono, ia kembali aktif sebagai penasehat presidn untuk mengawal proses demokratisasi di Indonesia lewat organisasi yang didirikannya Habibie Center.
Langkah-langkah yang dilakukan BJ Habibie di bidang politik adalah:
1)        Memberi kebebasan pada rakyat untuk menyalurkan aspirasinya sehingga banyak bermunculan partai-partai politik baru yakni sebanyak 48 partai politik Membebaskan narapidana politik (napol) seperti Sri Bintang Pamungkas (mantan anggota DPR yang masuk penjara karena mengkritik Presiden Soeharto) dan Muchtar Pakpahan (pemimpin buruh yang dijatuhi hukuman karena dituduh memicu kerusuhan di Medan tahun 1994) Mencabut larangan berdirinya serikat-serikat buruh independen Membentuk tiga undang-undang yang demokratis yaitu :
          UU No. 2 tahun 1999 tentang Partai Politik
          UU No. 3 tahun 1999 tentang Pemilu
          UU No. 4 tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan DPR/MPR
2)        Untuk menyelesaikan krisis moneter dan perbaikan ekonomi Indonesia, BJ Habibie melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
          Melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan melalui pembentukan BPPN dan unit Pengelola Aset Negara Melikuidasi beberapa bank yang bermasalah Menaikkan nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga di bawah Rp. 10.000,00
          Membentuk lembaga pemantau dan penyelesaian masalah utang luar negeri Mengimplementasikan reformasi ekonomi yang disyaratkan IMF
          Mengesahkan UU No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan yang Tidak Sehat Mengesahkan UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Kelebihan  kepemimpinannya :
1)        Pekerja keras, dalam pemerintahannya yang hanya berlangsung 1 tahunan telah
melahirkan puluhan undang-undang dan peraturan baru
2)        Menurunkan dollar dari 15.000 ke level 6000
3)        cerdas dan brilian sehingga berhasil memperbaiki ekonomi Indonesia dalam waktu singkat saat terpuruk
Kekurangan :
1)        kurang tegas, walaupun pintar tetapi kurang dalam hal memimpin
2)        kurang mendapat dukungan rakyat karena dianggap boneka Soeharto. Terlepasnya Timor Timur dari Indonesia dianggap lawan politiknya sebagai kesalahan terbesar dalam pemerintahannya, meskipun hal ini oleh Dunia Internasional

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah mahluk yang bergerombol dan berkelompok tak ada yang dapat hidup sendirian.Manusia yang bergerombol dlam masyarkat hingga dapat diatur seperti sekarang pastilah ada kordinasi yang baik untuk menyelaraskan perbuatan seperti hak dan kewajiban.Harus ada seorang kordinator yamg melakukan kordinasi untuk setiap klompok yaitu pemimpin .
apabila sebuah kelompok tidak ada yang mengatur maka hancurlah tujuan kelompok tersebut karena setiap kepala mempunyai beda tujuan dan cara yang beda menghadapi  masalah.
Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.


Sumber :
          http://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie
          http://wawan-junaidi.blogspot.com/2010/01/teori-teori
          kepemimpinan.html http://idadwiw.wordpress.com/2011/12/18/pengertian-kepemimpinan/

0 Responses

    logo gunadarma