1.Pendahuluan
Latar belakang
Organisasi
sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan
starategik yang ditetapkan, maka harus mengikuti perubahan lingkungan yang
digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan dalam abad 21,
oleh karena itu, organisasi sebagai alat dimanifestasikan terutama dalam
hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi
lain adalah dapat tidaknya dikontrol.
Hal
itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu
sangat fleksibel dan dapat memasukkan jari kakinya kedalam mulutnya, namun
gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia
kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat
dikontrol.
Jadi
ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah
perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan
perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu
dapat berubah dengan relative mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol
namun tidak fleksibel.
Oleh
karena itu, suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai
organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol.
Setiap
organisasi akan menemukan konflik disaat berlangsungnya organisasi tersebut. Bagaimana
cara menyelesaikan konflik tersebut menentukan seberapa dewasanya sebuah
organisasi. Konflik dalam organisasi tidak dapat dihindari,melainkan harus dan
wajib untuk diselesaikan secara tepat dan cepat agar tidak akan menimbulkan
konflik lain yang bahkan bisa lebih merepotkan.
Tujuan
1. Mendapatkan pengetahuan
lebih tentang organisasi
2. Dapat menyelesaikan masalah
dengan baik dan tepat
3. Berfikir rasional dalam
menentukan sikap
4. Mengatasi konflik tanpa menimbulkan
konflik
2.Pembahasan
Tipe atau bentuk organisasi
Tipe Organisasi
1.
Piramida Mendatar (Flat)
Ciri-ciri dari organisasi dengan tipe piramida
mendatar sbb :
·
Jumlah satuan organisasi tidak banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki
kewenangan sedikit.
·
Jumlah pekerja (bawahan) yang harus dikendalikan cukup banyak.
·
Format jabatan untuk tingkat pimpinan sedikit karena jumlah pimpinan
relatif kecil.
2.
Piramida Terbalik
Salah satu unit dari tipe piramida terbalik ialah
jumlah jabatan pimpinan lebih besar daripada jumlah pekerja. Organisasi
ini hanya cocok untuk organisasi -organisasi yang pengangkatan pegawainya
berdasarkan atas jabatan fungsional seperti organisasi-organisasi /
lembaga -lembaga penelitian, lembaga -lembaga pendidikan.
3.
Tipe Kerucut
Ciri-ciri dari organisasi dari tipe kerucut :
·
Jumlah satuan organisasi banyak sehingga tingkat-tingkat hirarki /
kewenangan banyak.
·
Rentang kendali sempit.
·
Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat dilakukan sampai kepada
pejabat / pimpinan yang bawah / rendah.
·
Jarak antara pimpinan tingkat atas dengan pimpinan tingkat bawah terlalu
jauh.
·
Jumlah informasi jabatan cukup besar.
Secara
garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi
formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau
derajat mereka. Namun dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal
maupun informal yang sempurna.
1.
Organisasi formal
Organisasi formal memiliki suatu struktur yang
terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya,
kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga
menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya
terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama
dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka
mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah
perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J
Winardi, 2003:9).
2.
Organisasi informal
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal
dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk
menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat
eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan
tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi
seperti makan malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi
organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan
terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi
organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
·
Organisasi Primer, organisasi semacam ini
menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka
berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan
dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga
tertentu.
·
Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat
hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi
seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki
anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada
anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara
majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa
besar pembayaran gajinya.
Bentuk-bentuk organisasi
Dalam
perkembangan untuk saat ini pada pokoknya ada 6 bentuk tipe organisasi yang
perlu diperhatikan. Bentuk organisasi tersebut adalah:
a)
Organisasi Lini (Line Organization)
Diciptakan oleh Henry Fayol, Organisasi lini adalah
suatu bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertical antara
atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan
jabatan-jabatan yang terendah, antara eselon satu dengan eselon yang lain
masing-masing dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Organisasi ini
sering disebut dengan organisasi militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai
dalam organisasi kecil. Contohnya; Perbengkelan, Kedai Nasi, Warteg, Rukun
tetangga.
Ciri-ciri:
·
Hubungan antara atasan dan bawahan masih
bersifat langsung dengan satu garis wewenang
·
Jumlah karyawan sedikit
·
Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi
·
Belum terdapat spesialisasi
·
Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang
& tanggung jawab penuh atas segala bidang pekerjaan
·
Struktur organisasi sederhana dan stabil
·
Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil
·
Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)
Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe garis adalah :
·
Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik
·
Disiplin
pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)
·
Koordinasi lebih mudah dilaksanakan
·
Proses pengambilan keputusan dan
instruksi-instruksi dapat berjalan cepat
·
Garis
kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan
dengan bawahannya sehingga semua perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan
·
Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi
·
Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat
·
Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi
pengembangan bakat-bakat pimpinan.
·
Adanya penghematan biaya
·
Pengawasan berjalan efektif
Kelemahan-kelemahan organisasi garis
·
Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali
sulit dibedakan dengan tujuan organisasi
·
Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan ,
karena dipegang sendiri
·
Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara
otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).
·
Kesempatan pegawai untuk berkembang agak
terbatas karena sukar untuk mengabil inisiatif sendiri
·
Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang,
yaitu pimpinan
·
Kurang tersedianya staf ahli
b)
Organisasi Lini dan Staf (Line and Staff Org)
Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz
komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para
staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan pikiran, saran-saran,
data informasi yang dibutuhkan:
Ciri-ciri:
·
Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat
langsung
·
Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff
·
Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan
staff
·
Jumlah karyawan banyak
·
Organisasi besar, bersifat komplek
Keuntungan penggunaan bentuk organisasi garis dan staf:
·
Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap
dalam satu tangan.
·
Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan
pelaksana
·
Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes)
karena dapat ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.
·
Pengembalian keputusan relatif mudah, karena
mendapat bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.
·
Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian
tugas yang jelas.
·
Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi,
karena tugas sesuai dengan spesialisasinya
·
Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan
spesialisasinya.
·
Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli
Kelemahan-kelemahan dari bentuk Organisasi garis dan staf:
·
Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk
membedakan perintah dan bantuan nasihat
·
Solidaritas pegawai kurang, karena adanya
pegawai yang tidak saling mengenal
·
Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena
masing-masing menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting
·
Pimpinan lini mengabaikan advis staf
·
Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai
kerja antara pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan
kekacauan dalam menjalankan wewenang
·
Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan
biaya yang besar
·
Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan
stafnya sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini
·
Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi
antara orang lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga
menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.
c)
Organisasi Fungsional (Functional Org)
Diciptakan
oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan macam
pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah yang
menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Ciri-ciri:
·
Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat
dibedakan
·
Bawahan akan menerima perintah dari beberapa
atasan
·
Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis
·
Target-target jelas dan pasti
·
Pengawasan ketat
·
Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi
Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional :
·
Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal
·
Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya
masing-masing
·
Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan
·
Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada
eselon atas, sehingga berjalan lancar dan tertib
·
Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan
yang menjalankan fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.
·
Pembidangan tugas menjadi jelas
Kelemahan-kelemahan organisasi
fungsional:
·
Pekerjaan seringkali sangat membosankan
·
Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai
dari satu bagian ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasi
sendiri saja
·
Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya
sendiri, sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan
d)
Organisasi Lini & Fungsional (Line &
Functional Org)
Suatu bentuk organisasi dimana wewenang dari
pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada perkepala unit dibawahnya dalam bidang
pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan tertinggi tadi masih melimpahkan
wewenang kepada pejabat fungsional yang melaksanakan bidang pekerjaan
operasional dan hasil tugasnya diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa
memandang eselon atau tingkatan.
Ciri-ciri:
·
Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok
dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
·
Terdapat spesialisasi yang maksimal
·
Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam
pemabagian kerja
Kebaikan organisasi Lini dan fungsional :
·
Solodaritas tinggi
·
Disiplin tinggi
·
Produktifitas tinggi karena spesialisasi
dilaksanakan maksimal
·
Pekerjaan – pekerjaan yang tidak rutin atau
teknis tidak dikerjakan
Sedangkan keburukannya adalah :
·
Kurang fleksibel dan tour of duty
·
Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan
karena dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang
·
Spesiaisasi memberikan kejenuhan
e)
Organisasi
Lini, Fungsional dan Staf (Line, Functional and Staff Org)
Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut
dari organisasi berbentuk lini dan fungsional.
Ciri-ciri:
·
Organisasi besar dan kadang sangat ruwet
·
Jumlah karyawan banyak.
·
Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:
Ø
Karyawan dengan tugas pokok (line personal)
Ø
Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)
Ø
Karyawan dengan tugas operasional fungsional
(functional group)
f)
Organisasi Komite (Commite Org)
Suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas
tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.
Organisasi komite terdiri dari :
·
Executive Committee ( Pimpinan Komite) yaitu
para anggotanya mempunyai wewenang lini
·
Staff Committe yaitu rang – orang yang hanya
mempunyai wewenang staf
Ciri-ciri:
·
Adanya dewan dimana anggota bertindak secara
kolektif
·
Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama
dari masing-masing anggota dewan.
·
Asas musyawarah sangat ditonjolkan
·
Organisasinya besar & Struktur tidak
sederhana
·
Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi,
niaga.
Kebaikan
Organisasi komite
·
Pelaksanaan decision making berlangsung baik
karena terjadi musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan
·
Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat
kecil
·
Dengan adanya tour of duty maka pengembangan
karier terjamin
Sedangkan
keburukannya
·
Proses decision making sangat lambat
·
Biaya operasional rutin sangat tinggi
·
Kalau ada masalah sering kali terjadi
penghindaran siapa yang bertanggung jawab
Bentuk-bentuk
organisasi
1.Organisasi
politik
Organisasi politik adalah organisasi atau kelompok yang bergerak atau
berkepentingan atau terlibat dalam proses politik dan dalam ilmu kenegaraan,
secara aktif berperan dalam menentukan nasib bangsa tersebut. Organisasi
politik dapat mencakup berbagai jenis organisasi seperti kelompok advokasi yang
melobi perubahan kepada politisi, lembaga think tank yang mengajukan alternatif
kebijakan, partai politik yang mengajukan kandidat pada pemilihan umum, dan
kelompok teroris yang menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan politiknya.
Dalam pengertian yang lebih luas, suatu organisasi politik dapat pula dianggap
sebagai suatu sistem politik jika memiliki sistem pemerintahan yang lengkap.
Organisasi politik merupakan bagian dari suatu kesatuan yang
berkepentingan dalam pembentukan tatanan sosial pada suatu wilayah tertentu
oleh pemerintahan yang sah. Organisasi ini juga dapat menciptakan suatu bentuk
struktur untuk diikuti.
2.Organisasi
sosial
Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh
masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang
berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan
negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
3.Organisasi
mahasiswa
Organisasi mahasiswa adalah organisasi yang beranggotakan mahasiswa.
Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi
kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang
pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di
kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai
wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap
kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga
terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang
beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia.
4.Organisasi
olahraga
Organisasi olahraga adalah organisasi yang berisikan berbagai macam
cabang olahraga.
5.Organisasi
sekolah
Organisasi sekolah adalah organisasi yang dibentuk atas inisiatif siswa
maupun guru disuatu sekolah , seperti OSIS , koperasi sekolah,dll.
6.Organisasi
negara
Organisasi negara adalah struktur goverment pemerintahan di suatu negara
yang menentukan jalanya pemerintahan dengan lancar.
Struktur atau skema organisasi
Struktur Organisasi adalah susunan dan hubungan-hubungan antar komponen
bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan ,sedangkan disetiap
komponen dari organisasi tersebut adalah saling tergantung,yang apabila setiap
bagian dapat dikeloladengan baik maka organisasi tersebutpun akan ikut
membaik.sedangkan Pengorganisasian (Organizing) adalah proses pengaturan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan memperhatikan
lingkungan yang ada.hal ini akan sangat mempengaruhi dalam kelancaran atau
kesejahteraan organisasi
tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
tersebut,lingkunan adalah faktor yang sangat mempengaruhi.tentu dalam tujuan sebuah organisasi yang baik tidak akan mengorbankan lingkungan sekitar demi kepentingan organisasinya semata.
Menurut Keith
Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1)
Bentuk Vertikal
2)
Bentuk Mendatar / horizontal
3)
Bentuk Lingkaran / circular
4)
Bentuk Setengah lingkaran / semi Sircular
5)
Bentuk Elliptical
6)
Bentuk Piramida terbalik (Invented
Piramid)
Bagan organisasi adalah suatu upaya dengan tulisan
atau lisan untuk menunjukan tingkatan organisasi.
1.
Bagan mendatar ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari kiri kea rah kanan atau sebaliknya.
2.
Bagan Lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenangnya dari
pucuk pimpinana sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran ke aarah bidang lingkaran.
3.
Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran
wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang
terendah disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau
sebaliknya.
4.
Bagan Elips ialah bentuk bagan
satuan organisasi yang saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan
satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat Elips kea rah
bidang elips
Setiap bentuk bagan
organisasi yang ada menggambarkannya dapat dibalik, kecuali bagan lingkaran,
bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid dapat disusun dari bawah kea rah
atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan kea rah kiri, bagan menegak
(Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan setengah lingkaran dapat di
susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas lingkaran, bagan setengah elips
dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas elip. Dalam bagan lingkaran,
bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi atau pejabat yang lebih rendah
kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua tidak mengubah jenjang ataupun
kedudukan yang sesungguhnya.
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”
Hal ini dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut ;
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”
Contoh
Struktur Organisasi
Dalam sebuah organisasi diperlukan sebuah struktur organisasi sebagai
pedoman siapa saja yang berhak memberikan instruksi/komando serta siapa saja
yang berada dibawah garis struktural untuk mempermudah dalam menjalankan sebuah
organisasi.
Berikut ini
adalah beberapa bentuk/format contoh dari struktur organisasi:
# STRUKTUR
ORGANISASI BENTUK SIRKULAR
# STRUKTUR
ORGANISASI BERSTAF BENTUK PIRAMIDAL
# STRUKTUR
ORGANISASI FUNGSIONAL BENTUK PIRAMIDAL
# STRUKTUR ORGANISASI GARIS BENTUK PIRAMIDAL
# STRUKTUR ORGANISASI HORIZONTAL
# STRUKTUR
ORGANISASI MATRIX
# STRUKTUR ORGANISASI VERTIKAL
Struktur
organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara forma.
Struktur
adalah cara sesuatu disusun atau dibangun Organisasi adalah suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan
Struktur
Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi
yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan
Elemen
struktur organisasi
Ada enam
elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika hendak mendesain
struktur, antara lain:
·
Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas
dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri.
·
Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk
mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa
proses, produk, geografi, dan pelanggan.
·
Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus
yang membentang dari puncak organisasi ke eselon paling bawah dan menjelaskan
siapa bertanggung jawab kepada siapa.
·
Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat
diarahkan oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
·
Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi
mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu
titik di dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari sentralisasi.
·
Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di
dalam organisasi dibakukan.Desain organisasi yang umum
Struktur
sederhana
Struktur
sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi
yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang
saja, dan sedikit formalisasi.Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan
dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan
sama.Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam
kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk
dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana
menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena
formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
Konflik
Ada beberapa
pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.
Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977),
konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai
keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan
pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.
Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan
selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula
melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi
memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu
sama lain.
3.
Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam
organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak
menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut
dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam
organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.
Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan
bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal,
kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama
pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5.
Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi
merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan
dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.
Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak
simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap
konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah
atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.
Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara
individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa
alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua
atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules,
1994:249).
8.
Konflik dapat dirasakan, diketahui,
diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9.
Konflik senantisa berpusat pada beberapa
penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang
dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat
(Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10.
Interaksi yang disebut komunikasi antara
individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan
konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
Konflik
adalah : Sikap saling mempertahankan
diri sekurang-kurangnya diantara dua kelompok, yang memiliki tujuan dan
pandangan berbeda, dalam upaya mencapai satu tujuan sehingga mereka berada
dalam posisi oposisi, bukan kerjasama. Konflik dapat berupa perselisihan
(disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya
kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering
menimbulkan sikap oposisi antara kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana
pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan
pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing masing.
Penyelesaian
efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor-faktor penyebabnya
diubah.
Jenis-jenis
konflik
Ada lima
jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.
Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila
pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin
dipenuhi sekaligus.
2.
Konflik
antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau
keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status,
jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3.
Konflik antar individu dan kelompok seringkali
berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai
konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4.
Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik
yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf,
pekerja dan pekerja.
5.
Konflik antar organisasi konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan.
Menurut
Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam :
1.
Konflik peranan yang terjadi di dalam diri
sendiri (person-role conflict)
2.
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
3.
Konflik kelompok terorganisir dan tidak
terorganisir (polisi melawan massa).
4.
Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara).
5.
Konflik
antar atau tidak antar agama.
6.
Konflik antar politik.
Menurut
James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu:
a.
Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang
dengan dirinya sendiri.Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki
dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.Sebagaimana diketahui bahwa
dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
a.
Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan
yang bersaing
b.
Beraneka
macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan- kebutuhan
itu terlahirkan.
c.
Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa
terjadi di antara dorongan dan tujuan.
d.
Terdapatnya baik aspek yang positif maupun
negatif yang menghalangi tujuantujuan yang diinginkan.
Ada 3 macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1.
Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang
yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2.
Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya
orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3.
Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya
orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif
sekaligus.
b.
Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar
seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan.Hal
ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja
dan lain-lain.
c.
Konflik antar individu-individu dan
kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka.Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa
seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat
mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
d.
Konflik antara kelompok dalam organisasi yang
sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak
terjadi di dalam organisasiorganisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan
pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
e.
Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan
negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya
disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan
timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru,
harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
Sebab-sebab
konflik
Setelah
mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik
tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1.
Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2.
Saling ketergantungan tugas.
3.
Ketergantungan satu arah.
4.
Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5.
Distorsi komunikasi.
6.
Tidak ada pedoman.
7.
Aturan yang kurang jelas.
8.
Kurang transparannya beberapa hal.
Sumber
Konflik
1.
Kebutuhan untuk membagi sumber daya yang
terbatas
2.
Perbedaan-perbedaan dalam berbagai tujuan
3.
Saling ketergantungan dalam kegiatan-kegiatan
kerja
4.
Perbedaan nilai-nilai atau presepsi
5.
Kemandirian organisasional
6.
Gaya-gaya individual
Sumber
Konflik lainnya :
1.
Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan
pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya,
setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya,
ketika berlangsung pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap
warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena berisik, tetapi
ada pula yang merasa terhibur.
2.
Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan
pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang
berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat
memicu konflik.
3.
Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang
orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan.
Para tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi
bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang.
Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka
untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon ditebang
dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan membuka pekerjaan.
Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian dari lingkungan sehingga
harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan kepentingan antara
satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan mendatangkan konflik sosial
di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut
bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar
kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok
buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara
keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha
menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar
bidang serta volume usaha mereka.
4.
Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan
mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi,
tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat
pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan
konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya
bercorak pertanian secara cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri.
Nilai-nilai yang berubah itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi
nilai kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya.
Hubungan kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam
organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi
individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung tidak
ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan
istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara
cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan proses-proses sosial di
masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan terhadap semua bentuk perubahan
karena dianggap mengacaukan tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Berbagai
Bentuk Manifestasi Konflik.
Konflik yang
terjadi dalam masyarakat atau dalam sebuah organisasi dapat bermanifestasi
dalam berbagai bentuk atau cara :
·
Perselisihan (Dispute): bagi kebanyakan orang
awam, kata konflik biasanya diasosiasikan dengan “dispute” yaitu “perselisihan”
tetapi, dalam konteks ilmu perilaku organisasi, “perselisihan” sebenarnya sudah
merupakan salah satu dari banyak bentuk produk dari konflik.Dispute atau
perselisihan adalah salah satu produk konflik yang paling mudah terlihat dan
dapat berbentuk protes (grievances), tindakan indispliner, keluhan
(complaints), unjuk rasa ramai-ramai , tindakan pemaksaan (pemblokiran,
penyanderaan, dsb.), tuntutan ataupun masih bersifat ancaman atau pemogokan
baik antara fihak internal organisasi ataupun dengan fihak luar adalah
tanda-tanda konflik yang tidak terselesaikan.
·
Kompetisi (persaingan) yang tidak sehat.
Persaingan sebenarnya tidak sama dengan konflik. Persaingan seperti misalnya
dalam pertandingan atletik mengikuti aturan main yang jelas dan ketat. Semua
pihak yang bersaing berusaha memperoleh apa yang diinginkan tanpa di jegal oleh
pihak lain. Adanya persaingan yang sangat keras dengan wasit yang tegas dan
adil, yang dapat menjurus kepada perilaku dan tindakan yang bersifat menjegal
yang lain.
·
Sabotase adalah salah satu bentuk produk konflik
yang tidak dapat diduga sebelumnya. Sabotase seringkali digunakan dalam
permainan politik dalam internal organisasi atau dengan pihak eksternal yang
dapat menjebak pihak lain. Misalnya saja satu pihak mengatakan tidak apa-ap,
tidak mengeluh, tetapi tiba-tiba mengajukan tuntutan ganti rugi miliaran rupiah
melalui pengadilan.
·
Insfisiensi/Produktivitas Yang Rendah. Apa
yang terjadi adalah salah satu fihak (biasanya fihak pekerja) dengan sengaja
melakukan tindakan-tindakan yang berakibat menurunkan produktivitas dengan cara
memperlambat kerja (slow-down), mengurangi output, melambatkan pengiriman, dll.
Ini adalah salah satu dari bentuk konflik yang tersembunyi (hidden conflic)
dimana salah satu fihak menunjukan sikapnya secara tidak terbuka.
·
Penurunan
Moril (Low Morale). Penurunan moril dicerminkan dalam menurunnya gairah kerja,
meningkatnya tingkat kemangkiran, sakit, penurunan moril adalah juga merupakan
salah satu dari produk konflik tersembunyi dalam situasi ini salah satu fihak,
biasanya pekerja, merasa takut untuk secara terang-terangan untuk memprotes
fihak lain sehingga elakukan tindakan-tindakan tersembunyi pula.
·
Menahan/Menyembunyikan Informasi. Dalam banyak
organisasi informasi adalah salah satu sumberdaya yang sangat penting dan
identik dengan kekuasaan (power). Dengan demikian maka penahanan/penyembunyian
informasi adalah identik dengan kemampuan mengendalikan kekuasaan tersebut.
tindakan-tindakan seperti ini menunjukkan adanya konflik tersembunyi dan
ketidak percayaan (distrust).
Manajemen
Konflik Yang Efektif
Manajemen
konflik dimaksudkan sebagai sebuah proses terpadu (intergrated) menyeluruh
untuk menetapkan tujuan organisasi dalam penanganan konflik, menetapkan
cara-cara mencegahnya program-program dan tindakan sebagai tersebut maka dapat
ditekankan empat hal :
a.
Pertama, manajemen konflik sangat terkait dengan
visi, strategi dan sistem nilai/kultur organisasi manajemen konflik yang
diterapkan akan terkait erat dengan ketiga hal tersebut.
b.
Kedua, menajemen konflik bersifat proaktif dan
menekankan pada usaha pencegahan. Bila fokus perhatian hanya ditujukan pada
pencarian solusi-solusi untuk setiap konflik yang muncul, maka usaha itu adalah
usaha penanganan konflik, bukan manajemen konflik.
c.
Ketiga, sistem manajemen konflik harus bersifat
menyeluruh (corporate wide) dan mengingat semua jajaran dalam organisasi.
Adalah sia-sia bila sistem manajemen konflik yang diterapkan hanya untuk bidang
Sumberdaya Manusia saja misalnya.
d.
Keempat,
semua rencana tindakan dan program-program dalam sistem manajemen konflik juga
akan bersifat pencegahan dan bila perlu penanganan. Dengan demikian maka semua
program akan mencakup edukasi, pelatihan dan program sosialisasi lainnya.
Motivasi
Pengertian
Motivasi
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.
Motivasi dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
·
Motivasi Fisiologis
·
Motivasi Psikologis.
Teori-Teori
Motivasi
1.
Teori X dan teori Y Mc Gregor.
Anggapan-anggapanyang mendasari teoriX :
§ Rata-rata para pekerja
itu malas, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
§ Karena pada dasarnya
pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan
dengan hukuman, dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
§ Rata-rata para pekerja
lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung-jawab, mempunyai ambisi
yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.
Anggapan-anggapan yang
mendasari teori Y :
§ Usaha fisik dan mental
yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan
bermain atau beristirahat.
§ Rata-rata manusia
bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari
tanggung-jawab.
§ Ada kemampuan yang
besar dalam kecerdikan, kreativitas dan dayaimajinasi untuk memecahkan
masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
§ Pengendalian ekstern
dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan
organiasasi.
§ Keterikatan pada
tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya
dalam pencapaian tujuan itu.
§ Organisasi seharusnya
memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya
digunakan sebagian.
2.
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Menurut Maslow ada 5 kebutuhan dasar manusia yang membentuk
hirarki kebutuhan, yaitu:
§ Kebutuhan Fisiologis
§ Kebutuhan Keamanan
§ Kebutuhan Sosial
§ Kebutuhan Penghargaan
§ Kebutuhan Aktualisasi
Diri
3.
TeoriMotivasi Berprestasi Mc Clelland
Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai
motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk
berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. Mc Clelland
memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
§ Kebutuhan Prestasi
§ Kebutuhan Afiliasi
§ Kebutuhan Kekuasaan.
4.
Teori Motivasi Dua Faktor Herzberg
Menurut Herzberg ada dua faktor yang mempengaruhi
motivasi kerja seseorang dalam organisasi, yaitu pemuas kerja (job satisfier)
yang berkaitan dengan isi pekerjaan dan penyebab ketidakpuasan kerja (job
dissafisfiers) yang bersangkutan dengan suasana pekerjaan Satisfiers disebar
motivators dan dissatifiers disebut faktor-faktor yang higienis.
Kesimpulan
Struktur organisasi merupakan rangkaian dari sususan sebuah organisasi
yang memperlihatkan fungsinya sehingga dapat dihubungkan untuk menjalin
kerjasama. Dilihat dari tipenya organisasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : Tipe Piramida Mendatar (Flat),
Tipe Piramida Terbalik, dan Tipe Tipe Kerucut. Sedangkan dari bentuknya
organisasi dibedakan menjadi Bentuk Organisasi Staff, Bentuk Organisasi Lini,
Bentuk Organisasi Fungsional, Bentuk Organisasi Fungsional Lini, Bentuk
Organisasi Fungsional Staff, Bentuk Organisasi Lini & Staff. Dalam setiap
organisasi tentunya akan ada konflik yang timbul baik dari antar individu,
antar kelompok maupun antar organisasi. Sebab konflik biasanya dikarenakan oleh
kebutuhan untuk membagi sumber daya yang terbatas,perbedaan-perbedaan dalam
berbagai tujuan,saling ketergantungan dalam kegiatan-kegiatan kerja,perbedaan
nilai-nilai atau presepsi,kemandirian organisasional,gaya-gaya individual. Agar
organisasi mencapai tujuan yang diharapkan diperlukan motivasi yang akan
menjadi dorongan bagi setiap individu. Motivasi dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu : Motivasi Fisiologis dan Motivasi Psikologis.
Daftar
pustaka
1.
carapedia.com/struktur_organisasi_info739.html
8.
http://amalia-tirta.blogspot.com/2012/04/struktur-dan-skema-organisasi.html
9. http://zeincom.wordpress.com/2011/10/23/pkjsk/